Jumlah penduduk dunia mencapai 7 miliar jiwa tanggal 31 Oktober hari ini. Sehubungan dengan itu, Yayasan Kependudukan PBB dalam laporannya menunjukkan, di balik angka raksasa itu tersimpan serangkaian masalah yang lebih patut diperhatikan, antara lain penuaan populasi, migrasi tenaga kerja dan urbanisasi yang berlebihan. Menurut angka statistik hingga akhir tahun 2009, jumlah total penduduk kawasan ASEAN mencapai lebih 500 juta orang. Bagaimana menangani masalah kependudukan dan pembangunan merupakan problema bersama yang dihadapi semua anggota ASEAN, lebih-lebih merupakan masalah yang harus dipecahkan untuk membangun Masyarakat ASEAN.
Di kawasan ASEAN dimana negara-negara berkembang relatif memusat, masalah pertambahan penduduk yang cepat dan ketidakseimbangan pembangunan ekonomi selalu membayangi negara-negara di kawasan itu dan menghambat langkah pengintegrasian ASEAN. Wakil Kepala Balai Asia Selatan dan Asia Tenggara Institut Hubungan Internasional Kontemporer Tiongkok Zhang Xuegang menyatakan, masalah kependudukan di kawasan Asia Tenggara ditandai tiga cirri:
"Pertama, pertambahan jumlah penduduk di Asia Tenggara relatif serius, terutama di beberapa negara besar kependudukan, jumlah penduduk cukup besar dan tumbuh cepat; kedua, penyebaran penduduk tidak rata, sejumlah besar penduduk terpusat di daerah pantai, sedang daerah pegunungan di pedalaman tipis penduduknya sehingga mengganggu keseimbangan perkembangan ekonomi; dan ketiga, persentasi penduduk laki-laki dan wanita tidak seimbang." Pertambahan jumlah penduduk yang pesat memberikan tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup, juga tantangan bagi pembangunan dan kestabilan negara-negara ASEAN. Kita ambil Indonesia sebagai contoh, dengan jumlah total penduduk yang mencapai 238 miliar jiwa, Indonesia merupakan negara berpenduduk terpadat nomor 4 di dunia setelah Tiongkok, India dan Amerika Seriakt, tingkat pertambahan penduduk Indonesia mencapai 1,4% per tahun. Di satu pihak, dengan lebih separoh penduduk yang berumur 30 tahun ke bawah, Indonesia akan terus menikmati keuntungan demografi dan potensi perkembangan ekonomi sangat besar; di pihak lain, perkembangan ekonomi tidak bisa mengejar pertambahan jumlah penduduk, sementara jumlah penduduk yang sangat besar membawa banyak masalah sosial antara lain bahan pangan, energi, layanan kesehatan dan pendidikan.
ASEAN berencana membangun Masyarakat ASEAN pada tahun 2015. Dalam kerangka yang begitu besar, pergerakan manusia akan menjadi suatu problem yang tidak bisa dihindari. Dan apakah masalah kependudukan akan menghambat pembangunan dan perkembangan masyarakat tesebut? Zhang Xuegang mengatakan:
"Masalah kependudukan merupakan salahsatu sebab penting yang menyebabkan melebarnya kesenjangan di antara anggota-anggota ASEAN, misalnya produk domestik bruto (PDB) per kapita Singapura kini mencapai 20.000 dolar AS, sedangkan Laos dan Myanmar yang paling kurang maju masih berkisar antara ratusan dolar Amerika. Mempersempit kesenjangan pembangunan dan pada akhirnya mencapai keseimbangan relatif antara satu sama lain merupakan jalan yang harus ditempuh untuk merealisasi Masyarakat ASEAN di bidang politik, ekonomi dan keamanan".
Perlu disadari bahwa manusia harus dengan lebih baik menghadapi tantangan dan menangkap peluang agar perkembangna dirinya seiring dengan pembangunan yang dicapai dalam rangka realisasi perkembangan harmonis dan berkelanjutan antara manusia dan lingkungan. Bagi negara-negara ASEAN, kebangkitan dan perkembangan menyeluruh yang sejati dapat dicapai hanya apabila peluang dan tantangan dalam masalah kependudukan dapat ditangani dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar